- PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi
komoditi penting. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang
nasional secara kuantitas, kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian
lingkungan (Aspek 3K).
B. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10
jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara
1.000-3.000 m dpl.
2. Media Tanam Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik,
berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram,
umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran
sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah
tunas + 2 cm, siap ditanam. Bila bibit membeli (usahakan bibit yang
bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat
dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong
menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC
NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
2. Pengolahan Media Tanam Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama
2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2
jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan
lebar 50 cm. Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan
Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).
3. Teknik Penanaman
Pemupukan Dasar Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha),
dan KCl (75 kg/ha). Taburkan pupuk SUPERNASA / SUPERNASA GRANUL yang telah
dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, 3-6kg SUPERNASA/ 30 -
60kg SUPERNASA GRANUL 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER
NASA dengan cara :
- Alternatif 1 :
Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
- Alternatif 2 :
setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk
menyiram 10 meter bedengan. jika menggunakan SUPERNASA GRANUL bisa
langsung di tabur dengan mudah
Cara Penanaman Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x
30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu
tanam diakhir musim hujan (April-Juni).
4. Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan
15 hari semenjak tumbuh.
- Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari
sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
- Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah
terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
- Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst
150 kg/ha. SP-36: 21 hst 250 kg/ha. KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA + HORMONIK : mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki
atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air. Alternatif II : 5 – 6 kali (interval 2
mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt
air.
c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur
HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).
- Pengairan, 7 hari
sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
D. HAMA DAN PENYAKIT
Hama yang biasa menyerang tanaman kentang adalah :
1. Hama Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat menyerang daun hingga
habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2)
penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan. Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan
virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta
penyemprotan Pestona atau BVR.
2. Orong-orong (Gryllotalpa Sp) Gejala: menyerang umbi di kebun, akar,
tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi
bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.
3. Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael) Gejala: daun berwarna
merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan
materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang
karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.
4. Hama trip ( Thrips tabaci ) Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak
berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai
dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun
yang terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman Kentang
adalah :
- Penyakit busuk
daun, Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul
bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya
berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang
merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun.
Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
- Penyakit layu
bakteri Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun
muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning.
Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan
Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
- Penyakit busuk
umbi Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan
menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah
terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan
umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan
penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada
sebelum atau awal tanam
- Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman
layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi
masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis.
Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan
pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau
awal tanam.
- Penyakit bercak
kering (Early Blight) Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup
disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun
berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun
muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering,
berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural
Glio sebelum/awal tanam
- Penyakit karena
virus Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV)
menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik
laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis
lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus
M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS)
menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil,
lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali;
daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh
peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus
persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian:
tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian
dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan,
memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona
atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida
alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
E. PANEN
Umur panen pada tanaman kentang berkisar
antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang
sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan
disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak
mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak
cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
No comments:
Post a Comment